WHAT DO YOU THINK OF ABORTION? - KOMENTAR REMAJA JAKARTA MENGENAI ABORSI
Halo! Saya kembali menulis sesuatu di blog saya ini setelah break karena kesibukan di kampus. Kali ini tulisan saya agak serius, bukan curahan hati seperti biasanya hehe. Semoga bermanfaat!
Saya Tiara Salim, usia 21 tahun.
Saya tidak aktif secara seksual.Saya juga abstain terhadap seks bebas.Saya tercengang saat melihat hasil pencarian...
Saya menggunakan kata kunci itu pada laman pencarian bukan tanpa sebab. Belakangan, Indonesia sedang digemparkan oleh berita penjualan obat aborsi secara ilegal baik dengan atau tanpa petunjuk dokter yang beredar di sosial media. Sungguh mengejutkan.
mohon maaf untuk gambar yang tidak etis di atas
tapi ini dapat djadikan peringatan bagi kita semua
Isu penjualan obat aborsi secara online bukanlah suatu hal yang baru, namun apa yang membuat berita ini menjadi heboh adalah dengan adanya testimoni beserta gambar dari para konsumen yang telah menggunakan obat aborsi jenis Cytotec Gastrul ini. Saya pribadi tentu sangat terkejut juga prihatin akan nasib wanita-wanita di luar sana yang di satu sisi ia "membunuh", namun di sisi lain ia juga menaruhkan nyawa saat melakukan tindakan aborsi itu.
Menanggapi pemberitaan tersebut, saya sebagai wanita sangat sedih dengan nasib wanita yang sering kali dipojokkan atau menjadi objek dalam isu-isu yang berhubungan dengan kegiatan seksual. Sebelum membahas isu ini lebih lanjut, saya ingin bertanya kepada pembaca sekalian, "Pernahkah kalian melihat wajah tersangka pemerkosaan yang jelas tanpa blur atau tanpa penutup wajah?" "Pernahkah kalian menyaksikan berita tentang laki-laki hidung belang yang menggunakan jasa para PSK untuk memuaskan nafsu mereka?".
Seumur hidup saya menyaksikan pemberitaan di televisi, belum pernah diperlihatkan wajah tersangka pemerkosaan juga para pria yang menyewa PSK demi urusan selangkangannya. Menurut saya, seharusnya para pelaku pemerkosaan diperlihatkan saja tampangnya supaya kita semua lebih berhati-hati kalau saja di jalan bertemu orang itu. Juga untuk kasus prostitusi, selalu PSK saja yang menjadi sorotan. Padahal, kalau tidak ada permintaan maka tidak ada penawaran. Jika para lelaki lebih bisa mengontrol nafsu liarnya, maka prostitusi tidak kian menjamur seperti akhir-akhir ini.
Kembali pada topik aborsi yang kian marak di Indonesia ini, saya merasa perlu digalakkan lagi kampanye mengenai seks yang aman. Saya pikir, kampanye penggunaan kondom saat melakukan hubungan seksual masih sangat diperlukan. Bukan berarti saya setuju dengan seks bebas, tapi saya tidak mau menjadi orang yang munafik dan besikap seolah tidak tahu apa yang terjadi di negeri ini.
Apalagi untuk remaja seusia saya, saya mengenal beberapa orang yang aktif secara seksual, maka dari itu saya rasa terlambat untuk membahas mengenai larangan berhubungan seksual sebelum menikah. Sehingga, strategi yang baik untuk mengurangi maraknya tindakan aborsi ini adalah dengan menyebarluaskan pengetahuan yang memadai mengenai seks, resiko seks bebas, dan tentu dengan meningkatkan rasa empati kita kepada remaja-remaja perempuan yang hamil di luar nikah, bukan dengan menghakiminya.
Apalagi untuk remaja seusia saya, saya mengenal beberapa orang yang aktif secara seksual, maka dari itu saya rasa terlambat untuk membahas mengenai larangan berhubungan seksual sebelum menikah. Sehingga, strategi yang baik untuk mengurangi maraknya tindakan aborsi ini adalah dengan menyebarluaskan pengetahuan yang memadai mengenai seks, resiko seks bebas, dan tentu dengan meningkatkan rasa empati kita kepada remaja-remaja perempuan yang hamil di luar nikah, bukan dengan menghakiminya.
Saya menyadari bahwa bukan hanya saya yang merasa prihatin dengan keadaan wanita-wanita di Indonesia yang sering kali tidak memahami tubuhnya sendiri, apa resikonya jika melakukan seks bebas, dan lain-lain. Oleh karena itu, saya menanyakan pendapat orang-orang sekitar dengan mengajukan pertanyaan "What do you think of abortion?" melalui sosial media. Berikut pendapat yang dikemukakan (tanpa editing) dengan nama yang disamarkan.
Dinda - Perempuan, 21 tahun.
"Gak bener bangetlah. Kalo udah terlanjur, mending lo kasih orang. Banyak yang mau punya anak tapi gak bisa, padahal doi secara mentally dan physically nggak ada masalah. Masih banyak orang baik dari keluarga baik mau ngurusin anak-anak. panti asuhan juga banyak. Jangan jadi pembunuh."
Maria - Perempuan, 21 tahun.
"Dilarang jika ga ada rekomendasi dari medis yang terpercaya."
Karina - Perempuan, 22 tahun.
"Big no! Meskipun itu hak semua orang tapi janin itu juga punya hak untuk hidup. Ketika lo bilang say no to hukuman mati dan ketika lo semua mengagung-agungkan keadilan, keadilan apa yang anak itu punya? Kalo emang gak mau punya anak, jangan having sex or gunakanlah pengaman. Atau ketika anak itu nanti sudah terlanjur lahir ke dunia dan lo gak bisa ngurus dan gak mau anak itu, masih banyak pasangan di luar sana yang menginginkan anak itu, atau setidaknya taro kek ke panti asuhan. Di surga nanti pas ketemu siapa tau anak lo yang minta Tuhan supaya mengampuni dosa lo?"
Syafira - Perempuan, 21 tahun.
"Abortion is one's right and as a human, every girl has right to choose whether she wants to do abortion or not because it is her body. What's inside her is belong to her not the country or local laws or even society. I know abortion might sound so cruel and so inhuman, but if we talking about the abortion law, we are not talking about what it is right and what is wrong, but we talk about the guarantee as the volk of the country. A guarantee which can protect a woman who wants doing an abortion, is it safe for her?.
Just 'if' abortion is not illegal in this country, I bet there're no cases like illegal abortion (like in Cikini), 'if' abortion is legal, I bet every abortion practice will get its own standard (SNI standard) which can guarantee the safety every girl who wanna doing abortion. Plus, the government can control everything, i.e. how to educate people about safe sex, because for me, when abortion is legal, then sex is not become taboo anymore. People will know about sex, and they will do sex in the right way and in a safe way."
Anita - Perempuan, 21 tahun.
"Banyak sisi liat itu ga baik. Dari sisi spiritual atau kemanusiaan. Tapi sekali lagi, gue menjunjung tinggi free will, di mana gue percaya setiap orang punya hak masing-masing untuk ngelakuin apa yang membuat mereka merasa lebih baik, ya why not. Orang yang hamil, menurut gue udah dewasa enough buat take decision rationally.
Dari berbagai sumber yang gue baca, baik dari orang yang beragama maupun yang agnostik ataupun yang atheis, free will itu salah satu hal spesial yang dianugerahkan kepada kita sebagai manusia. Tapi, pastinya kita juga dikasih alasan kenapa dikasih otak yang lebih spesial dibandingkan makhluk hidup lain. So ya, every decision comes with responsibility. Sekian."
Lima pendapat di atas berasal dari wanita semua, bagaimana dengan opini dari kaum adam?
Arya - Laki-laki, 22 tahun.
"Kalo gw pribadi ga setuju. Apapun alasannya. Soalnya aborsi sama dengan mematikan harapan. Secara gw bukan atheis yak, jadi kalo menurut hemat pikir gw, ketika ada baby di perut lo itu, sah ataupun kagak, berarti semesta udah ngasi kepercayaan buat lo untuk setidaknya memberi nafas pertama bagi sang bayi. Kalo di kita, ruh atau atma yang ada dalam bayi itu sendiri harus turun dan ga biasanya sembarangan setiap atma itu punya misi tertentu dan setiapnya juga bawa wesana (bekas karma masa lampau yang harus dia kejar atau lunasi), jadi kalo diputus begitu aja kan keji ya.
Terus dosanya juga berlipat kali lipat bisa kita pula yang tanggung wesana dari bakal bayi itu. Bayangkan aja biological mother Steve Job aborsi, mungkin tak ada apple di dunia ini, ga ada ios, ga ada pixar, ga adatoy story atau ga ada produk mobile elektronik eksklusif lainnya."
Marcel - Laki-laki, 23 tahun.
"Dari sudut pandang agama, aborsi tidak diperbolehkan karena itu berarti membunuh manusia. Demikian juga dengan sosial, orang menganggap bahwa membunuh manusia juga tidak dibenarkan sehingga aktivitas aborsi tak didukung. Kalo dari sudut pandang kesehatan, aborsi diperbolehkan ketika memang ada kebutuhan yang mendesak, misalnya aborsi diperkenankan ketika untuk melindungi si ibu agar tetap bertahan hidup atau aborsi dilakukan.
Dari sudut pandang pribadi ibu, aku menganggap bahwa setiap keputusan orang perlu dibuat secara sadar dengan adanya kehendak dari dirinya dan siap menerima konsekuensi setelah aborsi, baiknya dan buruknya. Jadi ya aku kembalikan kepada ibunya. Aborsi itu isu sensitif karena sang ibu mungkin punya banyak alasan ata ada keyakinan tertentu yang berpengaruh kepada keputusan iya atau tidak pada aborsi. Dan menurutku, itu ga mudah. Belum lagi adanya norma sosial atau tekanan yang mungkin bisa menjadi konflik."
Adri - Laki-laki, 20 tahun.
"Life is a choice gitu, Kak. Apapun yang udah kita lakuin, percayalah gada yang pernah sia-sia. Tuhan ga minta kita buat jadi perfect ko. Tapi kupercaya Tuhan mau kita belajar jadi pribadi yang lebih baik. Jadi, ketika hamil di luar nikah, pikirkanlah kalau apapun yang terjadi pasti Tuhan akan melindungi kita seberat apapun fakta atau gambaran orang-orang yang pernah mengalaminya di luar sana."
Setelah saya paparkan berbagai pendapat baik dari kaum adam maupun hawa, saya menarik sebuah kesimpulan bahwa maraknya kasus aborsi ilegal ini salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan mengenai seks dan kesehatan. Oleh karena itu, saya paparkan beberapa poin penting agar diperhatikan guna menyelamatkan nyawa-nyawa ibu di luar sana yang tidak begitu paham tentang tubuhnya sendiri.
- Seks bebas bukanlah suatu hal yang baru keberadaannya. Seks bebas terjadi di sekitar kita. Seks bebas dilakukan oleh remaja seusia kita.
- Edukasi mengenai seks sangat penting peranannya demi memberi pengetahuan yang memadai mengenai seks.
- Kampanye mengenai seks aman harus lebih digalakkan lagi.
- Masyarakat tidak boleh memandang sebelah mata terhadap kasus kehamilan di luar nikah akibat kurangnya pengetahuan mengenai seks, mereka butuh dukungan untuk melanjutkan hidup.
Akhirnya, sebagai wanita yang nantinya akan merasakan kehamilan juga melahirkan, saya memohon kepada kaum adam untuk lebih menghargai wanita, dan juga kepada sesama wanita, "sayangilah diri kalian!". Sebagai remaja yang beranjak dewasa, saya berharap kita semua memahami bahwa setiap tindakan memiliki resiko baik ataupun buruk, termasuk juga masalah seksual. Ingat pada kata-kata bijak, "bebas dan bertanggung jawab" ? Saya harap kita semua dapat menerapkan dalam tindakan kita.
Sebagai penutup, saya sisipkan sebuah gambar untuk dijadikan renungan bagi kita semua. Semoga kita lebih mencintai diri kita dan juga lebih menghargai orang lain.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
BalasHapusBukan masalah legal atau ilegal, tetapi kembali lagi ke permintaan pasar. Aborsi sesuai praktik medispun memiliki resiko, hanya dilakukan jika dua hal saja, janin membahayakan nyawa sang ibu atau korban perkosaan. Aborsi yang menjadi tabu adalah karena masalah tanggung jawab, sehingga yang penting diberantas adalah seks bebas itu sendiri.
Banyak yang aborsi karena tidak siap jadi ibu, dan tentunya seringkali tidak ada yang bertanggung jawab. Memang yang penting adalah pendidikan si pria biar burungnya nggak kemana-mana. Karena 70% aborsi adalah akibat dorongan pasangan yang tidak bertanggung jawab.
Jadi agak emosi bacanya -_-
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Iya bro Ron, itu juga kan yang aku perjelas di atas hehe kalau ada pengertian dr kedua belah pihak, pastinya tidak kejadian tuh yang namanya hamil di laur nikah, apalagi aborsi :). Makasih ya bro komentarnya!
BalasHapusAlgi was here 2015
BalasHapusIye gi thanks loh!
BalasHapus